Studi Kasus 1 : Model Prototype
Proyek SITINA dimulai dengan kebutuhan terhadap suatu sistem EDM utilitas yang harus melalukan pemantauan dengan mudah, benar-benar otomatis, pada pembangkit listrik tenaga air.Tujuan utama adalah untuk mengembangkan aplikasi dengan biaya rendah yang
memungkinkan dewan direksi untuk memonitor pembangkit listrik tersebut dan mengambil data
statistik pada produksi mereka.
Hal ini tidak dalam melingkupi penjelasan rinci tentang SITINA .Namun, kita berhadapan dengan sistem yang
kompleks dengan
SCADA/EMS2 yang terbentuk dari penggunaan banyak teknologi dari beberapa produk-produk perangkat lunak yang
berbeda.
Agar
sistem yang
dibuat sesuai harapan dan dapat membantu dalam mencapai semua keinginan pengguna dan juga dapat digunakan dengan sukses dalam konteks organisasi di mana
SITINA akan digunakan. Hal
tersebut merupakan tujuan penelitian kami untuk belajar dan mengevaluasi kemampuan mereka untuk meningkatkan proses pembangunan dan membantu dalam memecahkan masalah yang
akan timbul. Awalnya kami menganggap masalah berikut yang
harus dipertimbangkan dalam memilih
model referensi dan metode.
Dalam proses ini kita menggunakan apa yang kita sebut pendekatan Trojan-horse katalitik. Kami diperkenalkan di UKM
model terkenal, metode dan alat-alat yang
telah ditetapkan untuk beberapa waktu dan dapat diakses oleh praktisi biasa. Kami memiliki tidak digunakan atau dievaluasi metode yang
maju dan teknik, yaitu pada pendekatan berorientasi objek. Meskipun mereka memainkan Peran besar pada disiplin rekayasa perangkat lunak, mereka tidak dianggap alat utama untuk UKM biasa
software Development Company atau praktisi. Mengikuti kebijakan yang sama, kami belum digunakan atau dievaluasi eksperimental atau canggih peralatan dan teknologi, seperti versi konfigurasi dan kontrol, metrik otomatis atau berorientasi obyek
database. Beberapa alat dan teknik yang
tidak tersedia bagi tim pengembangan, dan
lain-lain akan diambil cukup banyak waktu atau sumber daya lain
untuk menggunakan dan mengintegrasikan.
Studi Kasus 2 : Model Waterfall
Dalam suatu perguruan tinggi kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan merupakan satu bentuk partisipasi dalam upaya untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan juga untuk menunjang kemampuan sumber daya manusia dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan secara rutin. Untuk memperlancar penyelenggaraan kegiatan tersebut tidak lepas dari keterlibatan pengolahan data. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem informasi registrasi seminar, workshop dan pelatihan yang dapat melakukan pengolahan seluruh data peserta yang dibutuhkan secara cepat, tepat dan dengan mengutamakan informasi keluaran yang dibutuhkan. Keberadaan sistem informasi registrasi seminar, workshop dan pelatihan akan dapat mengatasi kendala–kendala yang dihadapi seperti; kurang efektif dan efisien, kurang valid, dan kurang cepat dalam pengelolaan datanya. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk membuat sistem informasi registrasi kegiatan seminar, workshop dan pelatihan menggunakan metode system development life cycle (SDLC) model waterfall. Manfaat yang dihasilkan akan menambah pengetahuan tentang metode SDLC model waterfall untuk pengembangan sistem, memberikan gambaran sistem berkaitan dengan penggunaan metode SDLC dengan model waterfall, memudahkan petugas dalam melakukan pengolahan data, dan sistem pendukung keputusan bagi pimpinan perguruan tinggi untuk menentukan kebijakan yang terkait.
Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan metodologi pengembangan sistem yang terstruktur , maka dibutuhkan beberapa peralatan. Alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Selain itu dapat berupa gambar atau grafik (nongraphical tools), seperti data dictionary, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan menampilkan data, peralatan tersebut antara lain seperti Data Flow Diagram (DFD) , Flowchart , dan Entity Relational Diagram (ERD).
Dengan adanya sistem informasi registrasi seminar, workshop dan pelatihan akan dapat mengatasi kendala–kendala yang dihadapi seperti; kurang efektif dan efisien, kurang valid, dan kurang cepat dalam pengelolaan datanya. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk membuat sistem informasi registrasi kegiatan seminar, workshop dan pelatihan menggunakan metode system development life cycle (SDLC) model waterfall.
Studi Kasus 3 : Model Evolutionary
Penjadwalan produksi merupakan salah satu bagian yang cukup penting dalam suatu industri. Oleh sebab itu dalam beberapa dasawarsa terakhir banyak berkembang penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan. Beberapa metode baru yang dapat di aplikasikan pada penjadwalan antara lain adalah metode Simulated Annealing, Tabu Search dan Evolutionary Algorithm. Metode-metode tersebut berkembang karena adanya tuntutan untuk mendapatkan jadwal produksi yang efisien dan mendekati optimal dengan jangka waktu penyusunan jadwal yang lebih singkat.
Evolutionary Algorithm merupakan metode pencarian stokastik yang mencoba untuk menirukan sifat evolusi biologis dari makhluk hidup. Evolutionary Algorithm bekerja dengan prinsip bahwa suatu individu yang baik akan bertahan dan menghasilkan individu-individu yang semakin baik pada setiap generasi.
Proses kerja pada Evolutionary Algorithm meliputi seleksi yaitu proses pemilihan
individu yang akan dikombinasikan untuk menghasilkan individu baru pada proses sesudahnya. Setelah dilakukan seleksi maka proses berikutnya berupa kombinasi. Proses ini berupa proses kombinasi dari individu yang telah terpilih pada proses seleksi sebelumnya. Proses ini akan menghasilkan individu baru yang berbeda dari induknya.Setelah dilakukan kombinasi pada sebagian kecil individu akan terjadi proses mutasi yaitu perubahan sifat dari suatu individu karena proses pertukaran pada individu tersebut.Selain proses-proses di atas juga dilakukan proses perhitungan nilai fungsi tujuan yang juga disebut dengan fitness value.
Algoritma ini berbeda dengan metode optimasi klasik yang lainnya dalam beberapa hal, seperti metode ini merupakan metode nondeterministic yang akan menghasilkan penyelesaian-penyelesaian yang berbeda meskipun model awalnya tidak dirubah dikarenakan adanya pemakaian random sampling dalam algoritma ini, Algoritma ini mempunyai populasi yang berisi calon-calon penyelesaian.Dalam pengaplikasiannya, Evolutionary Algorithm mencoba untuk menggabungkan elemen-elemen dari solusi-solusi yang telah ada untuk menciptakan solusi baru dengan mewarisi ciri-ciri yang dipunyai oleh tiap orang tua.
Pada prakteknya, Evolutionary Algorithm mempunyai beberapa kelemahan, seperti , terkadang suatu masalah dengan menggunakan Evolutionary Algorithm membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan alternatif penyelesaian yang lain seperti metode GRG (Generalized Reduced Gradient),Algoritma ini biasanya terhambat oleh dimensi dari permasalahan, Terkadang permasalahan dengan dimensi yang besar sulit mendapatkan solusi yang mendekati optimal.Algoritma ini tidak memiliki konsep untuk solusi optimal atau bahkan cara lain untuk menguji apakah solusi yang ditemukan itu sudah merupakan solusi yang optimal.
Studi Kasus 4 : Model Spiral
Salah satu permasalahan penjadwalan yang pasti dihadapi oleh suatu institusi akademik adalah pengaturan jadwal belajar-mengajar agar tidak terjadi tabrakan(overlap).Berbagai algoritma dan metode telah diteliti dan dikembangkan oleh pakar untuk memecahkan permasalahan otomatisasi penjadwalan tersebut. Salah satu algoritma yang dikembangkan adalah algoritma branch and bound. Melihat pada kemampuan algoritma branch and bound dalam memecahkan permasalahan penjadwalan dan kebutuhan akan pengaksesan jadwal yang mudah oleh mahasiswa dan dosen, maka pada skripsi ini penulis membuat suatu perangkat lunak pembuatan serta pengaturan jadwal mata kuliah dengan menggunakan algoritma branch and bound. Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metodologi spiral, yang meliputi custumer communication, planning, analysis risk, engineering, construction and release serta custumer evaliation Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2007. Diharapkan aplikasi ini dapat membantu admin untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cepat , tepat dan efisien.
STMIK GI MDP menggunakan pengembangan sistem bermodel proses spiral.Model ini mempresentasikan fase proses pengerjaan dalam setiap untaian spiral. Model proses spiral menggabungkan dua model proses yaitu model waterfall dan model prototyping. Model waterfall digunakan pada bagian perancangan , sedangkan model prototyping digunakan untuk memberikan gambaran kepada pengguna , sehingga pengguna dapat mengetahui apa saja yang diharapkan dari rancangan tersebut. Model proses ini mempunyai framework yang disebut juga task ragions.
Dan aplikasi ini cukup efektif digunakan untuk berperan dan memberikan beberapa solusi permasalahan yang ada walaupun masih belum maksimal.
Studi Kasus 5 : Model Incremental
Pada saat ini perusahaan masih sangat sulit melakukan pengambilan
keputusan pemberian pinjaman kredit. Penggabungan beberapa teknik pengambilan keputusan ke dalamnya integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak dan proses keputusan tersebut menghasilkan sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan akurat.
Pengambilan keputusan dalam penerapan sistem keputusan pemberian
pinjaman kredit menggunakan The Satisficing Model. Mengapa model tersebut
karena pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil keputusan
berusaha menyederhanakan masalah-masalah pelik sampai pada tingkat dimana
user siap untuk memahaminya. Hal ini dikarenakan secara manusiawi user tidak
mungkin memahami dan mencerna semua informasi penting secara optimal.
Didalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambil
keputusan dengan rasionalitas terbatas, yaitu proses penyederhanaan model
dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh
permasalahan yang konkret.Software pembangun aplikasi ini adalah Borland Delphi 7.0 dengan database menggunakan MySql server , sistem operasi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini adalah sistem operasi yang berbasis Windows. Metode pemodelan yang digunakan adalah aliran data terstruktur yaitu DFD (Data Flow Diagram) dalam menggambarkan model fungsionalnya.
Teknik pengembangan sistem menggunakan metode Incremental yang sudah
dikembangakan dari Waterfall model, karena metode Incremental ini terdiri dari
tahap-tahap yang memberikan kemudahan, jika pada satu tahap tidak sesuai atau mengalami kesalahan maka dapat kembali ke tahap sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya :
1. Requirements analysis and definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis
dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan
dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan
desain yang lengkap.
2. Sistem and software design
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
3. Implementation and unit testing
Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan
bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun
langsung diuji baik secara unit.
4. Integration and sistem testing
Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (sistem
testing).
5. Operation and maintenance
Mengoperasikan program di lingkungannya dan melakukan pemeliharaan,
seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi
sebenarnya.
thanks referensinya Template Blogger Responsive
ReplyDelete